KAPOLRES CILEGON BERI KULIAH UMUM DALAM RANGKA DIALOG KEBANGSAAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI BERSAMA PMII KOTA CILEGON


Kamis, 9 Maret 2017 sekitar pukul 13.00 Wib di aula DPRD Kota Cilegon telah dilaksanakan kegiatan penggalangan sasaran kelompok yang diselenggarakan oleh Polres Cilegon dengan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Cilegon.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Cilegon AKBP R.Romdhon Natakusuma, S.H, S.Ik, Dandim 0623 Kota Cilegon Letkol Inf Aulia Dwi Nasrullah, Dinas Pendidikan Kota Cikegon Sdr Ismatullah,
Ketua NU Kota Cilegon Sdr. H. HIFDULLAH, Ketua PC PMII Kota Cilegon Sdr. Andra Imam Putra dan para peserta dialog kebangsaan yang berjumlah 100 orang.
Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan penggalangan tersebut adalah Menjaga Keutuhan NKRI dan Merawat Pancasila dari Ancaman Radikalisme
Dalam sambutannya ketua PC PMII Kota Cilegon mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan dialog kebangsaan menjaga keutuhan NKRI dan merawat Pancasila dari ancaman radikalisme yang terselenggara berkat kerjasama dari pihak kepolisian resort cilegon.Pengurus cabang pergerakan mahasiswa Islam Indonesia Kota Cilegon akan membahas tiga isu utama isu yang pertama bagaimana peran mahasiswa dan peran pemuda untuk mengoptimalkan bonus demografi yang kita alami yang kedua adalah bagaimana peran mahasiswa dan pemuda dalam menjaga NKRI dari berbagai rongrongan dan ancaman, yang ketiga adalah Bagaimana peran pemuda dan mahasiswa untuk sinergis dan bermanfaat untuk pembangunan kota Cilegon mungkin sekian dilanjut dengan dialog kebangsaan pada kali ini Kami berinisiatif dari pengurus cabang bahwa sedikit ada potensi Bagaimana radikalisme ini mengancam di kota Cilegon Izinkan saya membacakan Muqaddimah Bismillahirrohmanirrohim Insaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang merupakan tujuan dari pada organisasi PMII
Selanjutnya dalam pemaparannya Kapolres Cilegon menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan dialog kebangsaan menjaga NKRI dan merawat Pancasila dari ancaman Rafikalisme yg diselenggarakan oleh Polres Cilegon bekerja sama dengan PMII Kota Cilegon, selanjutnya hubungan silaturahmi antara mahasiswa dengan Polres Cilegon, diharapkan kedepannya para generasi muda ini akan menjadi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak mulia serta berguna bagi bangsa, negara serta Agama. Semoga kelak ada yang menjadi Polisi yang berakhlaq mulia, Pimpinan Daerah yang berbudi pekerti baik, atau mungkin sebaga Pimpinan Negri yang amanah, jujur dan Agamis yang tentu saja menjadi idaman dari kita semua selaku muslim yang bersaudara, selanjutnya melalui kesempatan yang singkat ini kami akan menyampaikan beberapa materi tentang pencegahan paham Radikalisme.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan dan pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara cara kekerasan. Sekecil apapun gerakan Radikalisme yang tidak sesuai asas dan ideologi negara memang harus ditumpas, namun cara yang paling bisa untuk dilakukan adalah dengan memperkuat sistem ketahanan nasional dan ideologi bangsa dan juga dengan pendekatan – pendekatan yang lebih sistematis.
Selanjutnya Kapolres Cilegon mengatakan unsur terpenting dari radikalisasi adalah adanya proses transfer ideologi.Proses itu sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif terhadap pola pikir seseorang dalam memandang sebuah ajaran atau pemahaman.Radikalisasi bisa berdampak positif bila mengarah pada pendalaman sebuah ajaran. Namun, bisa menjadi negatif jika meyakini cara kekerasan dalam menyebarkan suatu pemahaman.
kemudian dalam sambutannya Ketua NU Kota Cilegon menyampaikan sampai saat ini, semakin jelas kiranya bahwa Islam tidak membenarkan memerangi seseorang atau negara non-Islam hanya semata-mata karena perbedaan agama. Tetapi,beberapa ayat mengenai perang memang sering mengalami distorsi makna akibat pemahaman parsial dan tidak utuh. Misalnya, ayat-ayat tentang perang yang terdapat dalam surah at-Taubah [9] ayat 5, 14, 29, dan 36 yang diambil secara sepotong-sepotong tidak jarang menggiring ke pemahaman bahwa Islam memerintahkan untuk memerangi siapa saja yang berbeda agama. Padahal, bila ayat tersebut dicermati dan dibaca secara utuh, pemahaman ekstrem seperti ini menjadi jelas penyimpangannya karena bertentangan dengan karakteristik dasar Islam yang rahmah dan penuh damai.
Lebih baru Lebih lama